Judul
Koloid pada Es Krim
Tujuan Pengamatan
- Untuk dapat mengetahui
penggunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari,
- Untuk dapat mengetahui
contoh-contoh koloid,
- Untuk dapat mengetahui pembuatan es krim sebagai contoh koloid.
Pelaksanaan Pengamatan
Pengamatan ini dilaksanakan pada :
Tanggal
: Jumat,
21 Februari 2014
Waktu
: 13.00 s/d selesai
Alat dan Bahan
- Bahan yang digunakan
- 300 ml susu cair full cream
- ½ sdt essens vanili
- ½ sdt essens coklat
- ½ sdt essens strawberry
- ½ sdt essens vanila
- 30 gr coklat bubuk
- 6 bh kuning telur
- 175 gr gula pasir
- 600 ml cream kental
- 250 gr coklat masak (dark
cooking chocolate)
- Alat yang digunakan
- Baskom
- Panci Susu
- Sendok
- Spatula
- Gelas
- Wadah Plastik
- Mikser
- Kompor
Landasan
Teori
A.
Pengertian Es Krim
Es krim adalah
buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara
yang ada berperanan untuk memberikan texture lembut pada es krim tersebut.
Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan
terlalu berlemak.
Bahan utama dari es krim adalah lemak (susu), gula, padatan non-lemak dari susu (termasuk laktosa) dan air. Sebagai tambahan, pada produk komersil diberi emulsifier, stabiliser, pewarna, dan perasa. Sebagai emulsifier biasanya digunakan lesitin, gliserol monostearat atau yang lainnya. Emulsifier ini berguna untuk membangun distribusi struktur lemak dan udara yang menentukan dalam membentuk sifat rasa/tekstur halus dan pelelehan yang baik. Untuk stabilisernya bisa digunakan polisakarida dan ini berfungsi sebagai penambah viskositas. Sedangkan pewarna dan perasa bisanya bervariasi tergantung pada selera pasar. Jika ingin diberi rasa strawberry tentunya diberi perasa strawberry dan pewarna merah. Ingat, pewarna yang diberikan tentunya harus pewarna makanan bukan pewarna tekstil.
Bahan-bahan tersebut dicampur, dipasteurisasikan, dihomogenasikan, dan didinginkan dengan cepat. Setelah emulsi minyak dalam air tersebut dibiarkan dalam waktu yang lama, kemudian dilewatkan dalam kamar yang suhunya cukup rendah untuk membekukan sebagian campuran. Pada saat yang sama udara dimasukkan dengan cara dikocok. Tujuan dari pembekuan dan aerasi ini adalah pembentukan buih yang stabil melalui destabilisasi parsial dari emulsi. Pengocokan tanpa pendinginan tidak akan memberikan buih yang stabil. Jika buih terlalu sedikit produknya akan tampak basah, keras dan sangat dingin. Sedang jika buihnya terlalu banyak maka produknya akan tampak kering. Sel-sel udara pada es krim harus berukuran sekitar 100 mikron. Jika sel udaranya terlalu besar, es krimnya akan meleleh dengan cepat. Sedang jika sel udaranya terlalu kecil maka buihnya akan terlalu stabil dan akan meninggalkan suatu ‘head’ ketika meleleh.
Bahan utama dari es krim adalah lemak (susu), gula, padatan non-lemak dari susu (termasuk laktosa) dan air. Sebagai tambahan, pada produk komersil diberi emulsifier, stabiliser, pewarna, dan perasa. Sebagai emulsifier biasanya digunakan lesitin, gliserol monostearat atau yang lainnya. Emulsifier ini berguna untuk membangun distribusi struktur lemak dan udara yang menentukan dalam membentuk sifat rasa/tekstur halus dan pelelehan yang baik. Untuk stabilisernya bisa digunakan polisakarida dan ini berfungsi sebagai penambah viskositas. Sedangkan pewarna dan perasa bisanya bervariasi tergantung pada selera pasar. Jika ingin diberi rasa strawberry tentunya diberi perasa strawberry dan pewarna merah. Ingat, pewarna yang diberikan tentunya harus pewarna makanan bukan pewarna tekstil.
Bahan-bahan tersebut dicampur, dipasteurisasikan, dihomogenasikan, dan didinginkan dengan cepat. Setelah emulsi minyak dalam air tersebut dibiarkan dalam waktu yang lama, kemudian dilewatkan dalam kamar yang suhunya cukup rendah untuk membekukan sebagian campuran. Pada saat yang sama udara dimasukkan dengan cara dikocok. Tujuan dari pembekuan dan aerasi ini adalah pembentukan buih yang stabil melalui destabilisasi parsial dari emulsi. Pengocokan tanpa pendinginan tidak akan memberikan buih yang stabil. Jika buih terlalu sedikit produknya akan tampak basah, keras dan sangat dingin. Sedang jika buihnya terlalu banyak maka produknya akan tampak kering. Sel-sel udara pada es krim harus berukuran sekitar 100 mikron. Jika sel udaranya terlalu besar, es krimnya akan meleleh dengan cepat. Sedang jika sel udaranya terlalu kecil maka buihnya akan terlalu stabil dan akan meninggalkan suatu ‘head’ ketika meleleh.
Es krim mempunyai struktur koloid yang kompleks karena merupakan buih dan juga emulsi. Buih padat terjadi karena adanya lemak teremulsi dan juga karena adanya kerangka dari kristal-kristal es yang kecil dan terdispersi didalam larutan makromolekular berair yang telah diberi gula. Peranan emulsifier (misalnya: gliserol monostearat komersial) adalah untuk membantu stabilisasi terkontrol dari emulsi didalam freezer. Perubahan-perubahan polimorfis lemak pada es krim selama penyimpanan menyebabkan perubahan bentuk pada globula awalnya, yang berkombinasi dengan film protein yang agak lepas, menyebabkan terjadinya penggumpalan di dalam freezer. Stabilisasi gelembung-gelembung udara pada es krim juga terjadi karena adanya kristal-kristal es dan fasa cair yang sangat kental. Stabiliser polisakarida (misalnya: carrageenan) menaikkan kekentalan fasa cair, seperti juga gula pada padatan non-lemak dari susu. Stabiliser-stabiliser ini juga dikatakan dapat memperlambatan pertumbuhan kristal-kristal es selama penyimpanan. Hal ini karena jika kristal-kristal esnya terlalu besar maka akan terasa keras di mulut.
B. Proses Pembuatan Es Krim
Es
krim sebenarnya tak lain adalah busa, atau gas yang terdispersi dalam cairan.
Es krim terlihat padat namun jika diamati di bawah mikroskop, es krim tampak
terbentuk dari empat komponen, yaitu padatan globula lemak susu, udara
(ukurannya tidak lebih dari 0,1 mm), kristal-kristal es, dan air yang
melarutkan gula, garam, dan protein susu. Secara sederhana, es krim dibuat
dengan cara mencampurkan bahan-bahan dan mendinginkannya. Garam digunakan untuk
membuat es tetap beku. Kemudian, adonan tersebut harus diguncang-guncang,
dikocok atau diaduk. Pengadukan ini berpengaruh dalam pembuatan es krim agar
teksturnya baik. Pengadukan tersebut akan membuat krim naik ke permukaan. Untuk
mencegahnya, ditambahkan emulsifier. Salah satu contoh emulsifier sederhana
adalah kuning telur. Karena itulah kuning telur sering menjadi bahan dalam
membuat es krim.
Ada
sebuah peristiwa unik berkaitan dengan proses pembuatan es krim secara
sederhana ini. Pada saat Perang Dunia II, pilot angkatan udara mengamati bahwa
wadah meriam memiliki suhu dan tingkat getaran yang cocok untuk menghasilkan es
krim. Para penerbang yang berbasis di Inggris itu lalu menempatkan adonan
es krim dalam kaleng besar, dan menyimpannya in the tail gunner’s cockpit of
B-29s. Dinginnya udara karena terbang tinggi dan getaran pesawat menciptakan
es krim ‘matang’ begitu pesawat mendarat. Kisah ini dimuat dalam New York Times
tahun 1943.
Menurut Arbuckle (1986). Proses pembuatan es
krim terdiri dari:
1. pencampuran,
2. pasteurisasi,
3. homogenisasi,
4. pendinginan,
5. aging atau penuaan,
6. freezing atau pembekuan,
7. hardening atau
pengerasan, dan
8. penyimpanan
Pencampuran dilakukan dengan memanaskan terlebih
dahulu bahan cair dalam bejana pencampur sampai kira-kira 40-50°C, kemudian
bahan-bahan kering seperti gula, bahan pengemulsi dan bahan penstabil
ditambahkan dan dicampur supaya larut dengan baik. Pasteurisasi dilakukan
dengan tujuan untuk membebaskan adonan dari bakteri patogen, membantu
melarutkan bahan, memperbaiki flavour dan mutu simpan. Pasteurisasi adonan
dilakukan pada suhu 68,3°C selama 30 menit atau pada suhu 71°C selama 30 detik.
Proses homogenisasi biasanya dilakukan pada suhu 62,8-76,7°C. Proses ini
bertujuan untuk mencegah globula lemak bersatu, untuk mengurangi waktu yang
diperlukan bagi proses aging campuran itu dan untuk mempengaruhi kekentalan
sehingga tekstur dan body es krim menjadi lebih baik. Setelah proses
homogenisasi, adonan harus cepat didinginkan sampai 0-4°C agar tekstur es krim
menjadi halus, kekentalan berkurang dan pertumbuhan mikroba menjadi lambat.
Proses aging diperlukan untuk memberi kesempatan bahan penstabil bekerja. Selama
proses ini berlangsung, terjadi perubahan-perubahan antara lain penggabungan
bahan penstabil dengan air, pengerasan lemak dan peningkatan viskositas.
Setelah itu proses pembekuan harus dilakukan dengan cepat untuk mencegah
pembentukan kristal es yang kasar. Pengerasan es krim umumnya dilakukan dalam
suhu -45°C sampai -23°C selama 24 jam (Arbuckle dan Marshall, 1996).
Setelah proses pembuatannya selesai, es krim
dikemas dalam berbagai bentuk, antara lain cone, cup, dan stik. Dahulu, es krim
selalu disajikan dalam mangkuk atau gelas minuman. Kini, setelah ditemukannya
cone, cup, dan stik, es krim bisa leluasa dijual bebas di jalan-jalan.
C. Pengertian Koloid
Ada kehidupan sehari-hari ini,
sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran daribeberapa zat,
tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata/ homogen. Misalnya saja saat
ibu membuatkan susu untuk adik, serbuk/
tepung susu bercampur secara merata dengan air panas. Produk-produk seperti itu
adalah sistem koloid.Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase)
antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid
(fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zatlain (medium
pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran
yangdimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu
partikel. Contoh lain darisistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari
serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air).Selain tinta, masih terdapat
banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll. Keadaan
koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu
koloid adalahsuatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa
pendispersi dengan ukuran partikelterdispersi berkisar antara 10-7sampai dengan
10-4cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel
tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekulyang
sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran,
yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang
terdiri atas partikel-partikel yangmengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu
contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekulmakro) ialah haemoglobin.
Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diametersekitar 6 x
10-7.
D. Jenis-Jenis
Koloid
Sistem koloid adalah campuran yang heterogen. telah
diketahui bahwa terdapat tiga fase zat, yaitu padat, cair, dan gas. dari ketiga
fase zat ini dapat dibuat sembilan kombinasi campuran fase zat, akan tetapi
yang dapat membentuk sistem koloid hanya delapan. Kombinasi campuran fase gas
dan gas selalu menghasilkan larutan dimana campurannya menjadi homogen (satu
fase) sehingga tidak dapat membentuk sistem koloid.
Dengan demikian ada 8 jenis koloid, seperti yang
tercantum pada tabel berikut:
No
|
Fase Terdispersi
|
Fase Pendispersi
|
Nama Koloid
|
Contoh
|
1
|
Padat
|
Padat
|
Sol Padat
|
Kaca berwarna,
paduan logam
|
2
|
Padat
|
Cair
|
Sol
|
Agar-agar, jelly,
cat, tinta.
|
3
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol Padat
|
Asap, debu
|
4
|
Cair
|
Padat
|
Emulsi Padat
|
Keju, mentega, mentega
|
5
|
Cair
|
Cair
|
Emulsi
|
Santan, susu, es
krim, mayonaise
|
6
|
Cair
|
Gas
|
Aerosol
|
Kabut, awan
|
7
|
Gas
|
Padat
|
Busa padat
|
Batu apung, busa karet
|
8
|
Gas
|
Cair
|
Buih, busa
|
Busa sabun
|
Aerosol
Sistem koloid dari
partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol.
Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika
zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair.
• Contoh aerosol
padat: asap dan debu dalam udara.
• Contoh aerosol : kabut dan awan.
Dewasa ini banyak
produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot rambut (hair spray),
semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan
aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan
pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa klorofluorokarbon (CFC)
dan karbon dioksida.
Sol
Contoh sol:
Agar-agar, lem kanji, air sungai, cat, tinta, aloi, kaca berwarna.
Emulsi
Gbr 8. Santan (Cair-Cair)
|
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat
cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah dua jenis
zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua
bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) dan emulsi air dalam minyak (A/M).
Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur
dengan air. Contoh emulsi minyak dalam air (M/A): santan, susu, kosmetik
pembersih wajah (milk cleanser) dan lateks. Contoh emulsi air dalam
minyak (A/M): mentega, mayones, minyak bumi, dan minyak ikan.
Gbr 9. Margarin (Cair-Padat)
|
Emulsi terbentuk
karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun yang dapat
mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok,
maka akan diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan
tetapi, jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh
campuran yang stabil yang kita sebut emulsi. Contoh lainnya adalah kasein dalam
susu dan kuning telur dalam mayones.
Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair
disebut buih. Seperti halnya dengan emulsi, untuk menstabilkan buih
diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, deterjen, dan protein. Buih dapat
dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih.
Buih digunakan pada berbagai proses, misalnya buih sabun pada pengolahan bijih
logam, pada alat pemadam kebakaran, dan lain-lain.
E. Sifat koloid
Beberapa sifat koloid yang khas
yaitu :
- Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah suatu efek penghamburan
berkas sinar oleh partikel-partikel yang terdapat dalam sistem koloid, sehingga
jalannya berkas sinar terlihat.
- Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan
terpatah-terpatah (gerak zig-zag) yang terus-menerus dalam sistem koloid.
- Difusi dan Filtrasi
Partikel koloid lebih sulit
berdifusi bila dibandingkan dengan larutan sejati. Hal ini disebabkan ukuran
partikel koloid lebih besar dibandingkan dengan partikel larutan sejati. Selain
itu ukuran partikel koloid juga menyebabkan partikel koloid tidak dapat
disaring dengan kertas biasa, tetapi harus dengan penyaring ultra.
- Adsorbsi
Adsorpsi adalah proses penyerapan
zat/partikel/molekul pada permukaan diri zat tersebut sehingga koloid akan
memiliki muatan listrik. Antara partikel koloid dengan ion-ion yang diadsorpsi
akan membentuk beberapa lapisan, yaitu: Lapisan pertama ialah lapisan inti yang
bersifat netral, terdiri atas partikel koloid netral, Lapisan ion dalam ialah
lapisan ion-ion yang diadsorpsi oleh koloid, lapisan ion dalam, kestabilan
koloid.
- Elektroforises
Elektroforesis adalah peristiwa
pemisahan koloid yang bermuatan. Partikel-partikel koloid yang bermuatan dengan
bentuan arus listrik akan mengalir ke masing-masing elektroda yang bermuatannya
berlawanan. Partikel yang bermuatan positif bergerak menuju ke elektroda
positif.
- Koloid pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang
dapat melindungi koloid dari proses koagulasi atau penggumpalan. Ada beberapa
koloid pelindung yang digunakan pada emulsi, misalnya casein dalam susu. Jenis
koloid ini disebut emuglatol.
F. Penggunaan Koloid
Dari contoh-contoh koloid yang telah
disebutkan, kita dapat melihat kecenderungan industri membuat produknya dalam
bentuk koloid. Misalnya, industri kosmetik, industri makanan, industri farmasi,
dan lain-lain. Mengapa harus koloid? Hal ini dilakukan karena koloid merupakan
satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang tidak
saling melarutkan secara "homogen" dan stabil (pada tingkat
mikroskopis). Cat, sebagai contoh, mengandung pigmen yang tidak larut dalam air
atau medium cat, tetapi dengan sistem koloid dapat dibuat suatu campuran yang
"homogen" (merata) dan stabil. dalam kehidupan sehari-hari banyak
kegunaan koloid baik langsung maupun tidak langsung.
Cara Kerja Membuat Es krim
1.
Masak
susu cair serta esense vanili didalam panci dengan api
kecil. Ambillah kurang lebih 50 ml susu untuk di
campur dengan coklat bubuk, aduk hingga coklat bubuknya
larut, selanjutnya tuang ke didalam panci susu.
Masak sembari diaduk sampai mendidih perlahan, angkat.
2.
Kocok
kuning telur bersamaan dengan gula pasir menggunakan mikser
kecepatan sedang selama 3 menit
hingga mengental serta berwarna pucat.
3.
Tuangkan larutan susu coklat
ke didalam kocokan kuning telur yang sudah mengental, aduk
dengan spatula sampai rata. Masukkan kembali campuran ini kedalam panci
bekas merebus susu, masak diatas api kecil selama kurang
lebih 3-4 menit sampai adonan mengental ( jangan
sempat mendidih ).
4.
Masak cream kental di
panci dengan api kecil. Setelah muncul gelembung-gelembung kecil,
masukkan dark cooking coklat cincang. Angkat pancinya selanjutnya aduk sampai semua coklat
meleleh serta adonan tampak licin.
5.
Masukkan adonan susu telur ke didalam adonan
krim coklat, aduk rata. Diamkan sampai menjadi dingin.
6.
Setelah tahap
tersebut, segera masukkan adonan ke
ice krim maker serta diaduk-aduk hingga 1
jam sebelum adonan tersebut menjadi es cream.
7.
Untuk yang
belum punyai ice cream maker, maka masukkan
adonan didalam freezer kurang lebih hingga 3 jam,
keluarkan selanjutnya kocok dengan
mixer hingga lembut selama 5menit. Ulangilah langkah
tersebut hingga 3-4 kali sampai didapatkan adonan yang
lembut.
Kesimpulan
Dari hasil percobaan bahwa es krim termasuk koloid emulsi dan buih. Es krim
termasuk buih karena pada es krim terdapat zat gas yang terdispersi dalam zat
cair. Dan es krim termasuk emulsi karena zat cair dalam cair lainnya.
Dalam es krim juga terdapat zat senyawa ester yang berasal dari vanilli
selain itu juga es krim juga mengandung berbagai polimer yaitu karbohidrat
lemak, vitamin B12, A, D dan protein.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar